Ironi Kebanggaan Pencinta Sepak Bola


Ironi Kebanggaan Pencinta Sepak Bola
Euforia dan kebanggaan serasa meyelimuti seluruh negeri ini. itulah sekiranya yang nampak di pemberitaan media massa sekarang. setelah sekian lama masyarakat dihiasi keluh kesah akan pemberitaan tentang musibah dan bencana yang dialami negeri ini. Kini terhias indah dengan berbagai pembriataan yang ada, Ya.. pemeberitaan yang ramai sekarang di bicarakan ialah kemenangan timnas indonesia di ajang laga semifinal piala AFF Suzuki Cup.
Kemenangan ini seolah kembali membangkitkan nilai patriotisme pemuda akan negeri yang dicintainya. pasalnya sudah sangat minim sekali jiwa nasionalisme di pemuda sekarang. dengan momentum AFF suzuki Cup setidaknya dapat kita kembali membangkitkannya meski hanya dalam bentuk dukungan dan rasa kecintaan pada negeri ini akan kebanggaan kemenangan.
Kecintaan pada negeri ini tergambar jelas pada para pemain timnas dalam membela negerinya, pun termasuk mereka yang menjadi pemain naturalisasi untuk menjadi warga negara indonesia. Irfan Bachdim dan Cristian Gonzales, mereka seolah menjadi obat dan membius kecintaan para pemuda akan tim kebanggaannya. Kedua pemain naturalisasi ini menjadi ramai dibicarakan dan di agung-agungkan oleh para Suporter dan seluruh pencita sepak bola di negeri ini.
Suatu hal yang ironi dan sedikit menggelitik, dimana para pemuda atau pemain indonesia justu mengalami kalah pamor. Seberapa hebatkah pemain kita, seperti bambang pamungkas, yongk,i maman, markus atau lainnya? Hinnga mereka terlihat redup dengan menaiknya pamor timnas di mata pencita sepakbola. Seolah menandakan cerminan bahwa PSSI telah gagal dalam pembinaan dan pembibitan para pemain. Meski PSSI, sekarang terlihat begitu diagungkan hingga PSSI banyak mendapat pinangan dari para politisi,pengusaha, dan sponsorship.
Di era akhir 90 kita mempunyai para pemain kebanggaan hasil pembinaan Prima vera, seperti Kurniawan, Widodo, Bima Sakti, dan lainnya. Mereka telah menyimpan memori akan kebanggaan timnas dan menjadi ikon kencintaan pemuda pada negeri ini melalui sepak bola. Lalu ada apa dengan timnas sekarang? Apa dan mana hasil pembinaan PSSI? Dimana kecakapan bermain sepakbola pemuda indonesia?. Pemuda dan pencinta sepakbola seolah terbuai akan euforia dan kebanggaan yang hanya digalakan oleh para pemain naturalisasi.
Seperti diungkapkan Cesar Payovich, pelatih tim SAD Indonesia. “ Banyak pemain muda berbakat yang kami temui selama kami melakukan seleksi di daerah-daerah. Indonesia sebenarnya mempunyai basis pemain berbakat yang tidak terhingga. sehingga sungguh sulit bagi kami untuk memilih siapa yang terbaik diantara mereka”. Mereka sedianya terpilih dari seleksi akhir tingkat nasional ini akan diberangkatkan ke Uruguay pada pertengahan Januari 2011 mendatang. Para pemain terpilih tersebut di Uruguay akan diikutkan dalam dua kompetisi remaja. Kompetisi Cuarta untuk pemain kelahiran tahun 1992-1993 (U-19), dan kompetisi Quinta untuk pemain kelahiran tahun 1994-1995 (U-16). Sebuah harapan besar dimasa datang akan lahir para jawara sepakbola dari putra bangsa asli indonesia dan mampu berbicara dan mengahrumkan nama bangsa diajang kompetisi yang lebih bergengsi.
Proses pembinaan tim sekiranya menjadi perhatian penting bagi PSSI, bukan hanya meneruskan togkat estafet perjuangan tim di tahun-tahun selanjutnya. Tetapi juga merupakan pekerjaan rumah bagi PSII, yang sudah lama tidak mampu berperan dalam sumbangsih kemenangan timnas dan kemajuan tim. Telah lama pencinta sepakbola merindukan kebanggaanya pada timnas seperti dahulu waktu kita masih menjuarai berbagai kejuaraan dia ajang Sea game atau piala tiger. Bersama dengan timnas Thailand yang menjadi macan dalam persepak-bolaan di Asia Tenggara.

Komentar

Postingan Populer